5.06.2012

Paradigma Sosiologi dengan Pandangan Studi Komunikasi


 Mengenal sosiologi harus diawali dengan mengenal bagaimana kehidupan di sekitar kita, bagaimana kita berhubungan dengan orang lain, dan bagaimana kehidupan bermasyarakat. Sebagian besar dari kita memahami sosiologi sebagai ilmu kemasyarakatan. Padahal sosiologi membahas lebih dalam dari sekedar ilmu kemasyarakatan. Sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang obyek studinya adalah masyarakat. Sosiologi memusatkan kajianya pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut. Bagaimana adat istiadat, tradisi, nilai-nilai hidup, pengaruh antar kelompok, proses interaksi, dan sebagainya.
Dalam sebuah konsentrasi ilmu terdapat paradigma yang mengiringi jalannya ilmu tersebut. Beberapa ahli telah mengemukakan pendapatnya tentang paradigma sosiologi. Paradigma sosiologi dipandang dari studi ilmu komunikasi, akan menghasilkan berbagai teori dan pemahaman baru. Paradigma Konflik Sosial, berbicara tentang paradigma ini berarti membicarakan bagaimana sebuah dominasi itu terjadi. Baik dalam kelas sosial, ras, etnik, gender, umur, dan sebagainya. Dalam pandangan ilmu komunikasi misalnya, dalam sebuah keluarga pendapat Ayah biasanya dianggap selalu benar dan posisinya selalu disegani, dibanding anggota keluarga lain. Atau misalnya dalam komunikasi organisasi, ada tokoh yang memprovokasi suatu masalah pasti akan mendominasi argumen yang ada untuk melawan oposisinya. Meskipun tokoh pendukungnya banyak. Paradigma Interaksi Simbolis, merupakan paradigma yang membahastentang bagaimana masyarakat berbagi, berinteraksi dengan sekitarnya sehingga membentuk sebuah konstruksi yang membangun terhadap sebuah makna. Identitas kelompok, hak-hak, kewajiban, dan aturan yang berlaku dalam kelompok itulah hasil dari paradigma tersebut. Dalam pandangan komunikasi dapat dicontohkan dengan , dalam suatu wilayah terdapat sekolompok orang yang memiliki perbedaan kepribadian. Tiap orang berhak untuk berdapat, namun juga berhak untuk diam jika pendapatnya menyakiti orang lain. hal ini semata karena makna yang terkandung dari setiap perbuatan itu akan mempengaruhi orang lain. Paradigma struktur fungsional, sebuah paradigma dimana setiap struktur sosial di dalam masyarakat memiliki peran masing-masing dan saling berhubungan satu sama lain terhadap sistem operasi kemasyarakatan itu sendiri. dalam fenomena komunikasi misalnya, sebuah isu tentang penculikan yang terjadi “karena Facebook” akhir-akhir ini merupakan hasil dari peran struktur sosial yang kurang berhasil menjaga stabilitasnya. Bagaimana peran keluarga menjaga anak, bagaimana masyarakat dapat memahami fungsi facebook itu sendiri, bagaimana pengguna facebook dapat menggunakannya dengan baik, dan seterusnya hingga pemerintah. Paradigma Etnometodologi, paradigma dimana masyarakatlah yang memahami situasi disekitarnya sendiri. Individu atau kelompok dalam masyarakat memaknai proses, prosedur, dan metode hidup manusia, mencari tahu, memahami, dan bertindak berdasarkan akal sehat dan ilmu pengetahuan yang positif. Hal ini terjadi ketika sebuah isu besar sedang di beritakan di layar kaca. Seperti kasus Century yang setiap hari disiarkan langsung. Masyarakat yang mengikuti jalannya proses tersebut akan memaknai sendiri bagaimana akhir kasus tersebut sebagaimana proses yang mereka jalani meski hanya dari layar kaca. Hal ini juga bisa dicontohkan dengan proses wawancara yang terjadi antara wartawan dan narasumber dimana wartawan bertanya dan narasumber menjawab, mereka memiliki cara sendiri dalam memaknai pertanyaan dan jawaban yang ada, dari sebuah proses wawancara. Paradigma Feminis Moderen, membahas segala hal tentang dominasi pria, perbedaan status gender, juga bagaimana keadilan gender dapat direalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini terlihat pada fenomena perfilman Indonesia. Sebagian besar film yang notabene bersutradara laki-laki apalagi yang berbudget rendah dan itu film komedi ataupun horor, akhir-akhir ini muncul dengan eksploitasi tubuh perempuan. Hal ini pasti merugikan bagi para feminis. Sosiologi merupakan dunia yang cukup luas untuk dibahas begitu juga jika di gabungkan dengan konsep komunikasi. Dengan tuntunan Paradigma yang ada, sosiologi komunikasi akan menjadi sangat kompleks namun menarik.

Artikel Hal 20
Publik speaking atau berbicara kepada umum merupakan suatu kegiatan yang berintikan pada interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan suatu hubungan dimana terjadi proses saling memengaruhi antara para individu, antara individu dengan kelompok, maupun antarkelompok. Proses interaksi demikian merupakan salah satu lingkup sosiologi sebagai ilmu dan juga sosiologi komunikasi sebagai salah satu pengkhususannya. Sosiolgi merupakan suatu ilmu yang menelah dan menganalisis kehidupan bersama manusia serta akibat-akibatnya yang mungkin dilanjutkan dengan suatu proyeksi. Interaksi sosial sebagai suatu lingkup sosiologi berintikan pada komunikasi sehingga sudah sewajarnya apabila tumbuh pengkhususan dalam wujud sosiologi komunikasi. Dalam tulisan ini akan dibahas beberapa aspek sosiologi komunikasi yang berkaitan erat dengan publik-speaking. Artinya,telah akan ditunjukan pada masalah – masalah sosiologi komunikasi yang perlu dipertimbakan oleh seseorang atau suatu pihak yang berbicara kepada umum. Dasar uraian ini adalah semata – mata pengalaman sebagai pendidikan dan pengajar yang dalam pekerjaan sehari-hari banyak berhubungan dengan umum khususnya sivitas akademika dan pihak-pihak lainnya dalam rangka pengabdian masyarakat. Oleh karena itu, hal – hal yang bersifat teoretis konsepsional tidak akan ditemukan dalam tulisan ini. Seorang publik speaking akan menghadapi khalayak tertentu, yang terdiri lebih dari satu orang dengan jumlah maksimal yang kadang-kadang tidak dapat ditentukan batas-batasnya. Kadang-kadang khalayak tersebut mempunyai derajat heterongenitas (keanekaragaman) yang relatif tinggi sehingga kemungkinan menghadapi khalayak yang benar-benar homogen secara sempurna hampar-hampir tidak terjadi. Heterogenitas itu mungkin ada dilihat dari sudut kebudayaan khusus yang dianut, orientasi politik yang berbeda, latar belakang pendidikan informal dan formal yang berlainan,agama yang tidak sama, suku yang tidak seragam, dan seterusnya. Sejalan dengan taraf heterogenitas umum yang relatif tinggi,sedang atau rendah tersebut, khalayak yang dihadapi mungkin juga mempunyai masalah yang berbeda. Dalam hal ini biasanya ada kemungkinanbahwa dalam hal-hal tertentu ada masalah – masalah umum yang dialami oleh khalayak tersebut,yang dipergunakan sebagai patokan umum untuk memberikan public speech. Tidak mustahil bahwa khalayak yang dihadapi mempunyai taraf kecerdasan yang berbeda – beda. Salah satu akibatnya adalah bahwa taraf kemampuan untuk memahami hal-hal yang disampaikan oleh pembicara juga berbeda. Hal ini tidak saja disebabkan karena latar belakang pendidikan, tetapi juga karena pengalaman dan taraf peluang pergaulan yang terbatas. Karena khalayak terdiri dari orang banyak,sulit diciptakan hubungan batiniah antara pembicara dengan khalayak. Dengan demikianlah, hubungan antara pembicara dengan khalayak biasanya bersifat impersonal.Khalayak hanya mengenl pembicara sebagai orang dalam fungsi tertentu, misalnya, sebagai juru penerang di bidang Keluarga Berencana, penyuluh hukum, penyuluh pertanian, dan lain sebagainya. Dalam batas – batas tertentu pun pembicara mengenal khalayak hanya dari permukaan belakang sehingga kepribadian masing – masing berada di luar jangkauan pengetahuanya. Dengan demikian, pembicara tidak mungkin memenuhi kepentingan semua pihak yang merupakan khalayak tersebut. Dalam menghadapi khalayak yang beranekaragam latar belakangnya seorang pembicara harus mampu membuat tolak ukur yang seragam terlebih dahulu. Di antara sekian banyaknya perbedaan, pasti akan ada hal – hal yang sama. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah meminta data mengenai khalayak yang akan dihadapi (artinya, sebelum publik speaking berlangsung). Tidak perlu dicari data yang lengkap;cukup beberapa catatan awal saja sehingga pembicara tidak buta sama sekali mengenai orang-orang yang dihadapinya.

Berapa yang Melihat Web ini

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost