Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang
dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu
dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan
terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola
kehidupan yang terlah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh
timbale-balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya
pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi,
ekonomi dengan hukum, dst.Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan
sosial, karena tanpa interkasi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama.
Interaksi
Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi
sosial(yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial
merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial
merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara
orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok
manusia terjadi anatara kelompo tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya
tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia
terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika
terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi
sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua
belah pihak. Interaksi sosial tak akan mungkin teradi apabila manusia
mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak
berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan
pada pelbagai faktor :
v
Imitasi
Salah satu segi
positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi
kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku
v
Sugesti
Faktor sugesti
berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang
berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.
v Identifikasi
Identifikasi sebenarnya
merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama
dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi,
karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
v Proses
simpati
Sebenarnya merupakan
suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses
ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada
simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama
dengannya.
Syarat-syarat
Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang
dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara
individu dengan kelompok.
Dua Syarat terjadinya interaksi sosial :
a. Adanya
kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk.Yaitu antarindividu,
antarindividu dengan kelompok, antarelompok. Selain itu, suatu kontak dapat
pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
b. Adanya
Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain,
perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang
bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan
oleh orang tersebut.
Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum
(artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Arti secara hanafiah
adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila
terjadinya hubungan badaniah. Sebagai gejala seosial itu tidak perlu berarti
suatu hubungan badaniah, karena dewasa ini dengan adanya perkembangan
teknologi, orang dapat menyentuh berbagai pihak tanpa menyentuhnya. Dapat
dikatakan bahwa hubungan badaniah bukanlah syarat untuk terjadinya suatu
kontak.
Kontak sosial dapat terjadi dalam 3 bentuk :
v Adanya
orang perorangan
Kontak sosial ini
adalah apabila anak kecil mempelajari kebuasaan dalam keluarganya. Proses
demikian terjadi melalui sosialisasi, yaitu suatu proses dimana anggota
masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat dimana
dia menjadi anggota.
v Ada orang perorangan dengan suatu
kelompok manusia atau sebaliknya
kontak sosial ini
misalnya adalah seseorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya berlawanan
dengan norma-norma masyarakat atau apabila suatu partai politik memkasa
anggota-anggotanya menyesuaikan diri dengan ideologi dan programnya.
v Antara
suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Umpamanya adalah dua
partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan parpol yang ketiga di
pemilihan umumu.
Terjadinya suatu kontak tidaklah semata-mata
tergantung dari tindakan, tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut.
Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sengangkan
yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama seali
tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.
Suatu kontak dapat bersifat primer atau sekunder.
Kontak perimer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan
berhadapan muka. Kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Sekunder dapat
dilakukan secara langsung. Hubungan-hubungan yang sekunder tersebut dapat dilakukan
melalui alat-alat telepon, telegraf, radio, dst.
Arti terpenting komunikasi adalah bahwa seseorang
memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan,
gera-gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh
orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap
perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan
perasaan suatu kelompok manusia atau perseorangan dapat diketahui oleh kelompok
lain atau orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan
reaksi apa yang dilakukannya.
Kehidupan
yang Terasing
Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya
interaksi sosial dapat diuji terhadap suatu kehidupan yang terasing
(isolation). Kehiduapan terasing yang sempurna ditandai dengan ketidakmampuan
untuk mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak lain. Kehidupan terasing
dapat disebaban karena secara badaniah seseorang sama sekali diasingkan dari
hubungan dengan orang-orang lainnua. Padahal perkembangan jiwa seseorag banyak
ditentuan oleh pergaulannya dengan orang lain.
Terasingnya seseorang dapat pula disebabkan oleh
karena cacat pada salat satu indrany. Dari beberapa hasil penelitian, ternyata
bahwa kepribadian orang-orang mengalami banyak penderitaan akibat kehidupan
yang terasing karena cacat indra itu. Orang-orang cacat tersebut akan mengalami
perasaan rendah diri, karena kemungkinan-kemungkinan untuk mengembangkan
kepribadiannya seolah-olah terhalang dan bahkan sering kali tertutup sama
sekali.
Pada masyarakat berkasta, dimana gerak sosial
vertikal hampir tak terjadi, terasingnya seseorang dari kasta tertentu
(biasanya warga kasta rendahan), apabila berada di kalangan kasta lainnya
(kasta yang tertinggi), dapat pula terjadi.
Bentuk-bentu
Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja
sama (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbentuk
pertentangan atau pertikaian (conflict). Pertikaian mungkin akan mendapatkan
suatu penyelesaian, namun penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk
sementara waktu, yang dinamakan akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum
tentu puas sepenunya. Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari
interaksi sosial. Keempat bentuk poko dari interaksi sosial tersebut tidak
perlu merupakan suatu kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai
dengan kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi
pertikaian untuk akhirnya sampai pada akomodasi.
Gillin dan Gillin
mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam
proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial :
Proses-proses yang Asosiatif
a.
Kerja Sama (Cooperation)
Suatu usaha bersama
antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau
beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang
dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran
bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus
ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan
diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan
bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan
baik.
Kerja sama timbul
karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan
kelompok lainya (yang merupakan out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat
jika ada hal-hal yang menyinggung anggota/perorangan lainnya.
Fungsi Kerjasama
digambarkan oleh Charles H.Cooley ”kerjasama timbul apabila orang menyadari
bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang
bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri
untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya
kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta
penting dalam kerjasama yang berguna”
Dalam teori-teori
sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang biasa diberi nama kerja
sama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan :
·
Kerjasama Spontan (Spontaneous
Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta
·
Kerjasama Langsung (Directed
Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasa
·
Kerjasama Kontrak (Contractual
Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
·
Kerjasama Tradisional (Traditional
Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.
Ada 5 bentuk kerjasama
:
·
Kerukunan yang mencakup gotong-royong
dan tolong menolong
·
Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian
mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
·
Kooptasi (cooptation), yakni suatu
proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik
dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya
kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan
·
Koalisi (coalition), yakni kombinasi
antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.
Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu
karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut yang
tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karenamaksud utama adalah
untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah
kooperatif.
·
Joint venture, yaitu erjasama dalam
pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan
batubara, perfilman, perhotelan, dst.
b. Akomodasi
(Accomodation)
Istilah
Akomodasi dipergunakan dalam dua arti : menujukk pada suatu keadaan dan yntuk
menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu
keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok
manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang
berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada
usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia
untuk mencapai kestabilan.
Menurut Gillin dan
Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para sosiolog
untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama
artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana
orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan
penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan
suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan
sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan Akomodasi dapat
berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :
·
Untuk mengurangi pertentangan antara
orang atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham
·
Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk
sementara waktu atau secara temporer
·
Memungkinkan terjadinya kerjasama antara
kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial psikologis
dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem
berkasta.
·
Mengusahakan
peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.
Bentuk-bentuk Akomodasi
·
Corecion, suatu bentuk akomodasi yang
prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan
·
Compromise, bentuk akomodasi dimana
pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu
penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
·
Arbitration, Suatu cara untuk mencapai
compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya
sendiri
·
Conciliation, suatu usaha untuk
mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi
tercapainya suatu persetujuan bersama.
·
Toleration, merupakan bentuk akomodasi
tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
·
Stalemate, suatu akomodasi dimana
pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti
pada satu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
·
Adjudication, Penyelesaian perkara atau
sengketa di pengadilan
Hasil-hasil Akomodasi
·
Akomodasi dan Intergrasi Masyarakat
Akomodasi dan
intergrasi masyarakat telah berbuat banyak untuk menghindarkan masyarakat dari
benih-benih pertentangan laten yang akan melahirkan pertentangan baru.
·
Menekankan Oposisi
Sering kali suatu
persaingan dilaksanakan demi keuntungan suatu kelompok tertentu dan kerugian
bagi pihak lain
·
Koordinasi berbagai kepribadian yang
berbeda
·
Perubahan lembaga kemasyarakatan agar
sesuai dengan keadaan baru atau keadaan yang berubah
·
Perubahan-perubahan dalam kedudukan
·
Akomodasi membuka jalan ke arah
asimilasi
·
Dengan adanya proses asimilasi, para
pihak lebih saling mengenal dan dengan timbulnya benih-benih toleransi mereka
lebih mudah untuk saling mendekati.
c. Asimilasi
(Assimilation)
Asimilasi merupakan
proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha
mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi
kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan
kepentingan dan tujuan bersama.
Proses Asimilasi timbul
bila ada :
·
Kelompok-kelompok manusia yang berbeda
kebudayaannya
orang-perorangan
sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk
waktu yang lama sehingga kebudayaan-kebudayaan
dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling
menyesuaikan diri
Beberapa bentuk
interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses asimilasi (interaksi yang
asimilatif) bila memilii syarat-syarat berikut ini
·
Interaksi sosial tersebut bersifat suatu
pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak yang lain tadi juga berlaku sama
·
interaksi sosial tersebut tidak
mengalami halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan
·
Interaksi sosial tersebut bersifat
langsung dan primer
Frekuaensi interaksi
sosial tinggi dan tetap, serta ada keseimbangan antara pola-pola tersebut.
Artinya, stimulan dan tanggapan-tanggapan dari pihak-pihak yang mengadakan
asimilasi harus sering dilakukan dan suatu keseimbangan tertentu harus dicapai
dan dikembangankan.
Faktor-faktor yang
dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah :
·
Toleransi
·
kesempatan-kesempatan yang seimbang di
bidang ekonomi
·
sikap menghargai orang asing dan
kebudayaannya
·
sikap tebuka dari golongan yang berkuasa
dalam masyarakat
·
persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
·
perkawinan campuran (amaigamation)
·
adanya musuh bersama dari luar
Faktor umum
penghalangan terjadinya asimilasi
·
Terisolasinya kehidupan suatu golongan
tertentu dalam masyarakat
·
kurangnya pengetahuan mengenai
kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu seringkali menimbulkan
faktor ketiga
·
perasaan takut terhadap kekuatan suatu
kebudayaan yang dihadapi
·
perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan
atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok
lainnya.
·
Dalam batas-batas tertentu, perbedaan
warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi salah satu
penghalang terjadinya asimilasi
·
In-Group-Feeling yang kuat menjadi
penghalang berlangsungnya asimilasi. In Group Feeling berarti adanya suatu
perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan kebudayaan
kelompok yang bersangkutan.
·
Gangguan dari golongan yang berkuasa
terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas lain mengalami
gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa
·
faktor perbedaan kepentingan yang
kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan pribadi.
Asimilasi menyebabkan
perubahan-perubahan dalam hubungan sosial dan dalam pola adat istiadat serta
interaksi sosial. Proses yang disebut terakhir biasa dinamakan akulturasi.
Perubahan-perubahan dalam pola adat istiadat dan interaksi sosial kadangkala tidak
terlalu penting dan menonjol.
d. Proses
Disosiatif
Proses disosiatif
sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan
kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya
ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi
dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia
untuk mencapai tujuan tertentu. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga
sebagai perjuangan untuk tetap hidup (struggle for existence). Untuk
kepentingan analisis ilmu pengetahan, oposisi proses-proses yang disosiatif
dibedkan dalam tiga bentuk, yaitu :
Persaingan
(Competition)
Persaingan atau
competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau
kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang
kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik
perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau
dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau
kekerasan.