5.17.2012

DAMPAK EKSPOR MINYAK BUMI BAGI PEREKONOMIAN NASIONAL


unhas hitam pth.jpg
DAMPAK EKSPOR MINYAK BUMI BAGI PEREKONOMIAN NASIONAL

KARYA TULIS ILMIAH (KTI)


Diajukan untuk Mengikuti Kompetisi Lomba karya tulis (4th ECCENTS 2011)

Disusun Oleh:
MUHAMMAD FADHLY ALI
E31110267

MUHAMMAD AKRAM
E31110108









UNIVERSITAS HASANUDDIN
2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nyalah sehingga Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini yang berjudul “Dampak Ekspor Minyak Bumi Bagi Perekonomian Nasional ” dapat diselesaikan dalam bentuk yang sederhana.
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini diajukan untuk mengikuti Kompetisi Lomba karya tulis (4th ECCENTS 2011) yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Erlangga. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1.       Atma, S.Sos., M.Pd selaku dosen mata kuliah Sitem Ekonomi Indonesia yang telah membantu penulis dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
2.       Ayahanda dan ibundaku tercinta yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat untuk berkarya.
3.       Kepada semua pihak yang turut membantu penulis baik secara langsung maupun tak langsung yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dapat bermanfaat, penulis menyadari sepenuhnya bahwa manusia sesungguhnya tidak pernah luput dari kesalahan. Oleh karena itu, segala khilaf dan salah mohon dimaafkan.
Makassar,   Juni 2011


ii
 
                                                                                    Penulis


 
LEMBARAN PENGESAHAN

Judul KTI              :  Dampak Ekspor Minyak Bumi Bagi Perekonomian
                                    Nasional

Atas nama :

Nama                       :  MUHAMMAD FADHLY ALI
Nomor Stambuk      :  E31110267
Jurusan/Prodi           :  Ilmu Komunikasi S1
Fakultas                   :  Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Nama                       :  MUHAMMAD AKRAM
Nomor Stambuk      :  E31110108
Jurusan/Prodi           :  Ilmu Komunikasi S1
Fakultas                 :  Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang saya tulis ini benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai ketentuan yang  berlaku.
                                                                                    Makassar,     Juni 2011

Hormat Kami,



Muhammad Fadhly Ali                                             Muhmammad Akram
NIP. 19500719 1                                                                    NIM. E31110267                                                        NIM. E31110108
Mengetahui:

Wakil Rektor III

Universitas Hasanuddin




(Ir. Nasaruddin Salam, M.T.)
iii
 
NIP:19591220 198601 1 001
DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ...………...…………...…………….………….............   i
KATA PENGANTAR ……………………….....................................................   ii
LEMBAR PENGESAHAN….............................................................................   iii
DAFTAR ISI ..…………………………………………………………………  iv
ABSTRAK………………………………………………………………...  v
­A.  Latar Belakang………....................................................................................    1
B.  Landasan Teori ………...................................................................................   3
1.      Pengertian Ekspor ………………………………………………………    3
2.      Pengertian Minyak Bumi..………………………………………………    4
3.      Teori Schumpeter..………………………………………………………   5
C.  Meode Penelitian..…………………………………………………………..    7
D. Analisis dan Pembahasan ................................................................................ 14
1.      Analisis Teori Scumpeter……………………………………………….. 14
2.      Pembahasan Penerapan Metode Analisis Akar Masalah.……………….. 14
KESIMPUALN DAN SARAN ….…………………………………………….   21
DAFTAR PUSTAKA    ......................................................................................   23
DAFTAR RIWAYAT PENULIS..……………………………………………..  24
iv
 

 


ABSTRAK


Tujuan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui dampak ekspor minyak bumi bagi pertumbuhan ekonomi Nasional dengan menggunakan Metode Analisis Akar Masalah (MAAMS). Karya Tulis ini mengadopsi teori Scumpeter di mana dalam teori tersebut menjelaskan bahwa motor penggerak perkembangan ekonomi adalah sebuah inovasi dan pelakunya adalah inovator. Sehingga dalam pelaksanaan ekspor penulis menganalogikan bahwa apabila pertumbuhan ekonomi Nasional berkembang, tentunya pemerintah merupakan sang inovator yang kretif, inovatif serta kritis dalam melihat kondisi perekonomian dunia saat ini. Agar in come untuk kas negara dapat terisi dengan memaksimalkan ekspor minyak bumi yang ada. Pada penelusuran data dengan menggunakan Metode Analisis Akar Masalah ada beberapa langkah yang harus dilakukan, sehingga dari beberapa dampak yang ditimbulkan oleh ekspor minyak bumi, terdapat dampak negatif, maka solusi dapat dengan mudah didapatkan. Langkah-langkah tersebut yakni: 1) Pembuatan Rumusan Masalah, 2) Identifikasi dampak-dampak apa saja yang akan muncul, 3) Proses pembenaran, 4) pengecilan dampak yang ada 5) Pencarian data tambahan, 6) pembuatan solusi dengan tiga bagian yakni jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

Dari data yang telah didapatkan dan melihat langkah-langkah Metode Analisis Akar Masalah tersebut, penulis dapat menjelaskan, bahwa: Rumusan masalah Karya Tulis Ilmiah ini adalah Apakah dampak ekspor minyak bumi bagi pertumbuhan ekonomi Nasional?. Seteleh perumusan masalah, Terdapat dampak positif dari ekspor minyak bumi bagi pertumbuhan ekonomi Nasional, yakni: pendapatan besar bagi negara, menaikkan jumlah out put, laju pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan ekonomi Nasional. Ada pula dampak negatif dari ekspor minyak bumi bagi pertumbuhan ekonomi Nasional, yakni: Pengembangan indutri, transportasi, rumah tangga dan kegiatan lainnya di dalam negeri tidak berjalan mulus. Pembenaran akan dampak yang ditimbulkan tersebut sudah terbukti dengan melihat fenomena Indonesia hari ini. dan tentunya pencarian akar masalah menjadi salah satu hal yang dipergunakan, sehingga solusi dengan mudah penulis tawarkan. Dari beberapa dampak tersebut solusi yang dapat penulis tawarkan yakni: 1) solusi jangka pendek: kebijakan subsidi yang diberikan oleh Pemerintah untuk konsumsi BBM perlu segera diubah, digantikan dengan penetapan harga yang lebih mencerminkan nilai ekonomi dari pengusahaan BBM. 2) solusi menengah: Mengingat cadangan minyak bumi kita yang kecil (dibandingkan dengan anggota OPEC yang lain) maka keputusan produksi, ekspor atau untuk digunakan di dalam negeri (dengan harga murah seperti sekarang ini) perlu dikaji lebih dalam dan diubah untuk memberikan kemanfaatan yang lebih baik bagi Indonesia. 3) Solusi jangka panjang: kebijakan untuk memperoleh komposisi pemanfaatan energi yang optimum (energy mix policy) perlu ditetapkan, dengan target pertama mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi dan mengembangkan substitusinya. serta Mengupayakan untuk melakukan efisiensi dan konservasi pemakaian BBM (khususnya di sektor transportasi) dan mewujudkan subtitusi BBM melalui pembangunan infrastruktur gas bumi dan batubara.

v
 

 


A.   
1
 
LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara dimana sektor energi memberikan sumbangan besar tak hanya untuk menggerakkan ekonomi nasional (menjadi bahan bakar kegiatan industri, transportasi, rumah tangga dan kegiatan lainnya) tapi juga dalam bentuk pendapatan langsung dari penjualan bahan bakar fosil.  Pendapatan dari mengekspor minyak bumi, gas bumi dan batubara merupakan sumber utama pendapatan ekspor nasional sekaligus pendapatan pemerintah.  Hal ini nampak nyata, sejak industri perminyakan Indonesia dibangkitkan kembali pada era Repelita I (periode awal 70-an lalu).  Meskipun pangsa minyak dan gas bumi dalam perekonomian nasional kemudian menurun karena perkembangan industri manufaktur, peranan yang besar dari ekspor bahan bakar fosil kembali meningkat dan menjadi sangat penting, khususnya sejak Indonesia mengalami krisis ekonomi atau finansial 1997-1998 yang lalu.
Perekonomian akan mengalami pertumbuhan apabila jumlah total output produksi barang dan penyediaan jasa tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya, atau jumlah total alokasi output tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. (Simon Kuznets 1971: 23), seorang ahli ekonomi di Amerika Serikat. Dalam mengukur dan menganalisis sejarah pertumbuhan pendapatan nasional negara maju, mendifinisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai “peningkatan kemampuan suatu negara untuk menyediakan barang-barang ekonomi bagi penduduknya. Pertumbuhan kemampuan ini disebabkan oleh kemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya”. Menurut (List 1840: 44) dalam bukunya yang berjudul Das Nationale der Politischen Oekonomi, perkembangan ekonomi sebenarnya tergantung pada peranan pemerintah, organisasi swata dan lingkungan kebudayaan. List juga menegaskan bahwa negara dan pemerintah harus melindungi kepentingan golongan lemah diantara masyarakat. Pertumbuhan ekonomi juga merupakan masalah perekonomian dalam jangka panjang dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami dunia hanya dua abad belakangan ini. Oleh (Simon Kuznets: 1871: 25), proses pertumbuhan ekonomi tersebut dinamakan sebagai Modern Economic Growth. Dalam periode tersebut, dunia telah mengalami perkembangan pembangunan yang sangat nyata apabila dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya sampai abad ke 18 (Sadono Sukirno, 1998 : 413).
2
 
Industri minyak bumi dunia dalam empat tahun terakhir berkembang terutama didorong oleh kenaikan harga minyak mentah yang naik dan bertahan tinggi hingga puncaknya mencapai US$130 per barrel. Namun, tingginya harga tersebut tidak sepenuhnya menguntungkan Indonesia karena tingkat produksi yang justru cenderung turun.
Perkembangan industri minyak bumi khususnya sektor hulu dalam beberapa tahun terakhir terkait dengan beberapa isu antara lain tingkat produksi yang cenderung turun dan tidak mampu mencapai target lifting. Kondisi ini terjadi akibat sudah tuanya sumur-sumur minyak yang saat ini dieksploitasi. Beberapa perusahaan seperti Chevron pada tahun 2008 mengalami penurunan produksi yakni pada sumur minyak di Riau. Medco EP juga diperkirakan penurunan produksi minyak mentahnya pada tahun 2009.
Bagi Indonesia yang perekonomiannya masih sangat bergantung pada pinjaman atau bantuan negara lain, ekspor untuk produk-produk dengan nilai tambah yang tinggi seperti minyak bumi sangatlah penting. Akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan, ekspor minyak bumi diharapkan dapat menjadi motor penggerak proses pemulihan ekonomi nasional. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil judul: “Dampak Ekspor Minyak Bumi Terhadap Perkembangan Ekonomi Nasional”
3
 
 

B.     LANDASAN TEORI
1.      Pengertian Ekspor
Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang-barang dari dalam negeri keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu (Bambang Triyoso, 1984)
Ekspor maupun impor merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ekspor impor akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber daya yang langka dan pasar-pasar internasional yang potensial untuk berbagai produk ekspor yang mana tanpa produk-produk tersebut, maka negara-negara miskin tidak akan mampu mengembangkan kegiatan dan kehidupan perekonomian nasionalnya. Ekspor juga dapat membantu semua negara dalam menjalankan usaha-usaha pembangunan mereka melalui promosi serta penguatan sektor-sektor ekonomi yang mengandung keunggulan komparatif, baik itu berupa ketersediaan faktor-faktor produksi tertentu dalam jumlah yang melimpah, atau keunggulan efisiensi alias produktifitas tenaga kerja. Ekspor juga dapat membantu semua negara dalam menganbil keuntungan dari skala ekonomi yang mereka miliki (Michael P. Todaro & Stephen C. Smith, 2004 : 28).
4
 
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan pada umumnya, setiap negara perlu merumuskan dan menerapkan kebijakan-kebijakan  internasional yang berorientasi ke luar. Dalam semua kasus, kemandirian yang didasarkan pada isolasi, baik yang penuh maupun yang hanya sebagian, tetap saja secara ekonomi akan lebih rendah nilainya daripada partisispasi ke dalam perdagangan dunia yang benar-benar bebas tanpa batasan atau hambatan apapun (Michael P. Todaro & Stephen C. Smith, 2004 : 29).
2.      Pengertian Minyak Bumi
Minyak bumi terbentuk sebagai hasil akhir dari penguraian bahan-bahan organik (sel-sel dan jaringan hewan/tumbuhan laut) yang tertimbun selama berjuta tahun di dalam tanah, baik di daerah daratan atau pun di daerah lepas pantai. Hal ini menunjukkan bahwa minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Terbentuknya minyak bumi sangat lambat, oleh karena itu perlu penghematan dalam penggunaannya.
Di Indonesia, minyak bumi banyak terdapat di bagian utara Pulau Jawa, bagian timur Kalimantan dan Sumatera, daerah kepala burung Papua, serta bagian timur Seram. Minyak bumi juga diperoleh di lepas pantai Jawa dan timur Kalimantan. Minyak bumi kasar (baru keluar dari sumur eksplorasi) mengandung ribuan macam zat kimia yang berbeda baik dalam bentuk gas, cair maupun padatan. Bahan utama yang terkandung di dalam minyak bumi adalah hidrokarbon alifatik dan aromatik. Minyak bumi mengandung senyawa nitrogen antara 0-0,5%, belerang 0-6%, dan oksigen 0-3,5%.
5
 
 

3.      Teori Schumpeter
Joseph Schumpeter hidup di zaman modern (1883-1950). Dari segi teori Schumpeter bisa digolongkan dalam kelompok teori pertumbuhan Klasik. Namun dari segi kesimpulannya khususnya mengenai prospek perbaikan hidup masyarakat banyak dalam perekonomian kapitalis.
Berbeda dengan ekonom-ekonom Klasik sebelumnya, ia optimis bahwa dalam jangka panjang tingkat hidup orang banyak bisa ditingkatkan terus sesuai dengan kemajuan teknologi yang bisa dicapai masyarakat tersebut. Sejalan juga dengan para ekonom modern, Schumpeter tidak terlalu menekankan pada aspek pertumbuhan penduduk maupun aspek keterbatasan sumber daya alam dalam pertumbuhan ekonomi. Bagi Scumpeter, masalah penduduk tidak dianggap sebai aspek sentral dari proses pertumbuhan ekonomi (Boediono, 1985 : 47).
Schumpeter berpendapat bahwa motor penggerak perkembangan ekonomi adalah suatu proses yang di beri nama inovasi, dan para pelakunya adalah para wiraswasta atau inovator atau entrepreuner. Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterangkan dengan adanya inovasi oleh para entrepreuner (Boediono, 1985 : 47).
Gambaran umum dari proses kemajuan ekonomi menurut Schumpeter adalah membedakan antara pengertian pertumbuhan ekonomi dan pengertian perkembangan ekonomi. Keduanya adalah sumber dari peningkatan output masyarakat, tetapi masing-masing mempunyai sifat yang berbeda. Pertumbuhan ekonomi di artikan sebagi peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa adanya perubahan cara-cara atau teknologi produksi itu sendiri. Pertumbuhan ekonomi adalah satu sumber kenaikan output, sedangkan perkembangan ekonomi adalah kenaikan output yang disebabkan oleh inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi berarti perbaikan teknologi dalam arti luas mencakup penemuan produk baru, pembukaan pasar baru dan sebaginya. Tetapi yang penting adalah bahwa inovasi menyangkut perbaikan kwalitatif dari sistem ekonomi itu sendiri, yang bersumber dari kreativitas para wiraswastanya (Boediono, 1985 : 48).
6
 
Perkembangan ekonomi berawal pada suatu lingkungan sosial, politik dan teknologi yang menunjang kreativitas para wiraswasta. Dengan adanya lingkungan yang menunjang kreativitas, maka akan timbul beberapa wiraswasta yang menjadi pioner dalam mencoba menerapkan ide-ide baru dalam kehidupan ekonomi (cara berproduksi baru, produk baru, bahan mentah dan sebagainya). Mungkin tidak semua pioner usaha akan berhasil tetapi mereka yang berhasil dikatakan telah melakukan inovasi. (Boediono, 1985 : 50).
Inovasi mempunyai tiga pengaruh. Yang pertama adalah diperkenalkannya teknologi baru, yang kedua adalah inovasi menimbulkan keuntungan lebih (keuntungan monopolistis) yang merupakan sumber dana penting bagi akumulasi kapital. Yang ketiga adalah inovasi pada tahap-tahap selanjutnya akan diikuti oleh timbulnya proses imitasi yaitu adanya pengusaha baru yang meniru teknologi baru tersebut. Proses imitasi ini akan diikuti oleh investasi (akumulasi kapital) oleh para imitator tersebut. Proses imitasi ini mempunyai pengaruh berupa :
a.      
7
 
Menurunnya keuntungan monopolistis yang dinikmati oleh para inovator.
b.      Penyebaran teknologi baru didalam masyarakat (teknologi tersebut tidak lagi menjadi monopoli para inovatornya).
c.       Semua proses ini meningkatkan output masyarakat dan secara total merupakan proses perkembangan ekonomi.
Keuntungan yang diperoleh dari adanya inovasi akan turun dan hilang akibat disaingi oleh para penirunya. Jadi inovasi dan keuntungan yang diperoleh darinya merupakan motor penggerak dinamika dalam masyarakat kapitalis atau perekonomian pasar (Boediono, 1985 : 51).

C.    METODE PENELITIAN
1.      Metode Analisis Akar Masalah
Metode Analisis Akar Masalah (MAAMS) merupakan metode berpikir dengan menggunakan tata alir (flow chart) yang terutama dimaksudkan untuk mendapatkan “sebab terdalam atau akar suatu masalah”, dan kemudian, berdasarkan itu, dapat membuat alternatif solusi dasar. Metode ini dilengkapi dengan beberapa konsep dan syarat yang perlu digunakan dalam menerapkannya”. Konsep yang terpenting adalah pendekatan terhadap masalah (realitas); sumber-sumber kebenaran (hati nurani, ilmu, filsafat, agama, ditambah seni sebagai fasilitator); dan teori-teori kebenaran (theory of truth), yang secara keseluruhan mengarahkan kecerdasan akal dan kejujuran dalam proses berpikir.
8
 
Munculnya kebutuhan menyusun MAAMS ini didorong oleh dua inspirasi, faktual dan konseptual. Yang faktual, yakni banyak orang yang menyatakan sesuatu sebagai akar masalah (sosial-politik dan kebijakan publik, terutama) tetapi mereka tidak memberikan metode atau caranya. Barangkali hal ini memang disebabkan oleh belum lazimnya penggunaan metode untuk itu. Inspirasi faktual lainnya bersifat praktis, meski tidak sepenuhnya, yakni untuk memfasilitasi mahasiswa di kelas Ilmu Sosial Dasar (ISD) dan kemudian menyusul kelas Etika dan Filsafat Komunikasi, dengan menyajikan pengajaran yang lebih meyakinkan.
Inspirasi yang konseptual berasal dari analisis Aristoteles tentang kekhususan filsafat yakni “mencari sebab-sebab yang terdalam dari seluruh realitas” (Bagus, 1991). Pernyataan ini tidak cukup mudah untuk dicerna juga bagi penulis sendiri apalagi untuk diterapkan dalam pengajaran bagi orang lain. Karena itu cara mencari tersebut perlu dijabarkan ke tingkat yang lebih kongkret. Inspirasi konseptual lainnya adalah pengetahuan bahwa kegiatan berpikir pada umumnya, atau hampir selalu, mengandaikan adanya suatu metode tertentu. Apalagi bila kegiatan berpikir itu lebih mendalam sifatnya karena menyangkut akar. Hal ini bisa dibandingkan dengan kegiatan berpikir filsafati yang lebih mendalam dibanding berpikir biasa yang ditandai dengan metode tertentu yang digunakan oleh masing-masing filsufnya (Rapar, 1996; Bakker, 1986).
Dengan menggunakan metode dalam kegiatan berpikir, jalan menuju pemahaman obyek yang dipermasalahkan menjadi teratur dan sistematis. Dengan metode tersedia ‘jalan yang melaluinya’ meta hodos, methodos orang lain dapat tiba pada akhir yang kurang lebih sama, sekurang-kurangnya dapat diperbandingkan atau diuji dengan ukuran yang sama.
2.     
9
 
Tiga Komponen Konseptual yang Melengkapi MAAMS.
a.       Mengenai instansi atau sumber kebenaran, yang tidak hanya satu seperti hakikatnya penampakan realitas yang beragam. Ia mencakup hati nurani, ilmu, filsafat, dan agama ditambah seni sebagai fasilitatornya; semuanya digunakan secara menyeluruh dan saling melengkapi. Sedangkan teori kebenaran antara lain: teori korespondensi, teori konsistensi/koherensi, teori pragmatis (Muhadjir, 2001), dan teori konsensus dari Habermas (Budi Hardiman, 1990).
b.      Mengenai pendekatan terhadap masalah dan solusi yang dibedakan menjadi dua. Ada masalah sosial dan kemanusiaan yang khas individual ungkapan populernya: “tergantung pada individu masing-masing ada pula masalah yang khas sistemik. Masalah sosial dan kemanusiaan sebagian besar membutuhkan kedua-duanya. Pendekatan individual atau mentalistik beranggapan bahwa letak sebab dari masalah adalah di dalam diri manusia pelaku (aktor/agen), kualitas perorangan seperti niat, iman, disiplin diri, nilai-budaya, kadar moralitas, kognisi, dan sebagainya yang proses internalisasinya tak dapat dikenai sanksi hukum lebih bersifat imbauan. Pendekatan sistemik/struktural/institusional/legalistik beranggapan bahwa letak sebab dari masalah adalah di luar diri manusia berupa kesempatan, kualitas sistem, kualitas hukum, undang-undang, peraturan yang mempunyai sifat memaksa Kedua pendekatan ini karena dipandang sebagai dualitas (Herry-Priyono, 2002: 22-36) juga digunakan sekaligus dengan proporsi tertentu sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
c.      
10
 
Berkaitan dengan kecerdasan (IQ) dan kejujuran (EQ dan SQ) dalam berpikir, khususnya dalam mengidentifikasi sebab-sebab. Di samping kecerdasan yang memadai, yang lebih diutamakan adalah kejujuran yang merupakan keutamaan moral dasar (Magnis Suseno, 1989). Kejujuran sangat dituntut, khususnya ketika menemukan sebab negatif yang ternyata berkait dengan diri sendiri. Pada titik ini sering orang menghindar untuk tidak mengidentifikasinya, dan sebagai gantinya menyebut sebab lain yang juga masuk akal, bahkan tampak sangat masuk akal, tapi tidak berkait dengan dirinya. Jika ini yang terjadi akar masalah/penyebab tidak ditemukan, atau kalaupun dianggap sebagai akar masalah, jadinya semu bahkan menyesatkan secara sengaja manipulasi. Dari  kesembilan unsur kejujuran, yang terpenting adalah pengakuan yang tulus bahwa diriku atau pendapatku lebih keliru dibanding orang lain (Harsono P, 2002). 
3.      Langkah-Langkah Menjalankan MAAMS:
a.       Rumuskan suatu masalah (sosial dan kemanusiaan) dalam bentuk yang dapat diajukan pertanyaan “apa sebab-sebabnya.”
b.      Identifikasi sebab-sebab negatif yang paling langsung dari X. Misalnya ada 4 faktor, ditandai dengan Sa1, Sb1, Sc1, Sd1. (S=sebab; abcd=masing-masing faktor; angka 1=tahap pertama penelusuran sebab). Sebab negatif yaitu suatu keadaan salah-buruk yang perlu diatasi atau diperbaiki; sedangkan paling langsung yaitu sebab yang tidak diantarai oleh sebab lain.
c.       Terhadap masing-masing sebab (faktor) diajukan pertanyaan “benarkah?” dalam arti apakah ia memang menjadi sebab dari masalah X. Untuk itu lebih dulu dilakukan pengkajian atau penelitian, baik secara logis (formal) ataupun empiris (material), kualitatif maupun kuantitatif, induktif maupun deduktif (Hayon, 2005). Jika hasilnya benar, tahap  kedua dari penelusuran sebab dapat dilakukan, yang berarti mencari sebab-sebab dari setiap sebab pada tahap pertama (Sa1, Sb1 dan seterusnya). Jika hasilnya salah, sebab tersebut diabaikan dan kembali ke awal dengan mengidentifikasi kemungkinan sebab lainnya. Pada langkah ketiga inilah keseluruhan  pengetahuan tentang kebenaran dan pendekatan terhadap masalah diterapkan secara kritis.
d.     
11
 
Tahap kedua dan seterusnya (tahap ke n) caranya sama seperti tahap pertama. Bedanya adalah bahwa kemungkinan sebab (faktor) yang diidentifikasi menjadi semakin sedikit karena adanya kesamaan sehingga bukan a,b,c,d lagi tapi a,b,c, dan pada akhirnya a dan b sebagai sebab terdalam atau akar masalah (a dan b menunjukkan bahwa sebab dasar terdiri lebih dari satu sebab).
Catatan:
pertama, sangat mungkin bahwa penyebab Sa1 (atau Sb1) lebih dari satu sehingga bukan hanya Sa2 tapi Sa2.1 dan Sa2.2; identifikasi lebih dari satu sebab ini penting dilakukan sebelum menetapkan salah satu atau semuanya untuk ditelusuri. Dalam hal ini untuk penelusuran tahap ketiga (Sa3) bisa saja dipilih satu secara sekaligus dicarikan solusi individual/ yang paling relevan atau yang menunjukkan kesamaan dengan Sb3, Sc3, atau Sd3.
Kedua, sebab-sebab yang sudah ditulis dengan sendirinya tidak dapat ditulis lagi pada tahap berikutnya; hal ini untuk menghindari alur pikir melingkar atau lingkaran setan.
12
 
Ketiga, rumusan kalimat secara keseluruhan harus bermakna hal negatif, bukan positif, kecuali pada jenis masalah yang sifatnya “hanya demi peningkatan untuk lebih baik lagi, bukan pemulihan”.
Keempat, rumusan kalimat untuk setiap sebab tidak menggunakan kata-kata seperti karena, sehingga, maka, akibatnya, dan sebagainya.
Kelima, sebab yang ditulis pada urutan berikutnya bukan sekedar penjabaran atau ungkapan lain dari sebab sebelumnya. Penjabaran atau rincian yang  panjang dapat disampaikan dalam bentuk catatan kaki.
e.       Penelusuran dapat dihentikan dengan memperhatikan dua syarat. Pertama, apa yang dipandang sebagai akar masalah tersebut dapat secara sekaligus dicarikan solusi individu atau personal berupa imbauan pada nurani atau niat seseorang maupun solusi sistemik/struktural/institusional/legalistik berupa UU atau peraturan dengan sanksi hukum. Solusi individual relatif mudah dilaksanakan, sedangkan solusi sistemik lebih sulit dilaksanakan. Oleh karena itu untuk memenuhi syarat solusi sistemik ini, rumusan sebab atau akar masalah hendaknya memperlihatkan perilaku nyata yang cukup mudah diamati, dan tentu saja layak untuk dijatuhi sanksi hukum. Jika syarat ini tidak terpenuhi, proses diulang dari tahap sebelumnya atau dari awal lagi. Kedua, terdapat persetujuan dari peserta yang terlibat perbincangan.
Catatan: Cukup sering terjadi, penelusuran sebab berhenti sebelum sampai pada akar masalah atau akar penyebab. Mungkin ini terjadi karena keengganan, kemalasan, kurang mampu, atau kurang jujur.
f.      
13
 
Mengenai solusi, di dalam flow chart dibedakan menjadi tiga: darurat/permukaan/jangka pendek, tanggung/jangka menengah, dan dasar/jangka panjang. Jika identifikasi sebab-sebab dilakukan  hanya sampai permukaan saja, maka solusinya pun bersifat permukaan, demikian pula bila tanggung dua tahap inilah yang sering terjadi sehingga menimbulkan perbincangan yang berkepanjangan, dan lalu dipotong-potong menjadi kemasan topik-topik kecil yang sangat banyak jumlahnya. Analisis yang tidak tuntas ini, secara sadar atau tidak, dimanfaatkan oleh media massa secara komersial komodifikasi masalah berupa talk show dan rubrik opini.
Kalangan akademis pun bisa tanpa sadar melakukan hal yang sama dengan mengemasnya sebagai topik-topik penelitian dan diskusi, dan tema jurnal yang mungkin “sekadar” menambah penghasilan, publikasi, dan angka kredit kenaikan pangkat. tetapi tidak mengatasi masalah secara “tuntas”. Kerjasama media massa dan ilmuwan bisa tergelincir melakukan “play acting at science” yang memunculkan ilmuwan selebritis. Hanya bila akar masalah teridentifikasi maka solusi yang mendasar dapat dirumuskan. Selanjutnya, solusi dasar ditindaklanjuti lagi dengan evaluasi, termasuk dengan penelusuran ulang sebab-sebab.
Uraian di atas memperlihatkan bahwa MAAMS merupakan metode yang memiliki sifat kualitatif, deduktif maupun induktif, yang dalam penerapan rincinya (tahap pembuktian/penelitian) sangat mungkin membutuhkan analisis data kuantitatif serta penerapan logika formal dan logika material.

D.   
14
 
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1.      Analisis Teori Scumpeter
Schumpeter berpendapat bahwa motor penggerak perkembangan ekonomi adalah suatu proses yang di beri nama inovasi, dan para pelakunya adalah para wiraswasta atau inovator atau entrepreuner. Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterangkan dengan adanya inovasi oleh para entrepreuner (Boediono, 1985 : 47).
Bila melihat pendapat dari Scumpeter di atas, sangatlah tepat bilamana motor penggerak perkembangan ekonomi adalah sebuah inovasi dan pelakunya adalah inovator. Sehingga bila kita kaitkan dengan dampak ekspor minyak bumi bagi pertumbuhan ekonomi Nasional, tentunya dampak positif dari ekpor tersebut yang diinginkan oleh negara. Sehingga dalam pelaksanaan ekspor pemerintah merupakan sang inovator yang kretif, inovatif serta kritis dalam melihat kondisi perekonomian dunia. Agar in come untuk kas negara dapat terisi dengan pemaksimalan ekspor minyak bumi tersebut.
2.      Pembahasan Penerapan Metode Analisis Akar Masalah (MAAMS)
a.       Rumusan masalah dari karya tulis ini adalah: “Apakah dampak ekspor minyak bumi bagi pertumbuhan ekonomi Nasional?”
b.      Dampak bagi pertumbuhan ekonomi Nasional bilamana kegiatan ekspor diadakan yakni:
D1 : Dampak Positif
D1a     : Pendapatan besar bagi negara
D1b     : Menaikkan jumlah out put, laju pertumbuhan ekonomi, dan
               pembangunan ekonomi
15
 
D2 : Dampak Negatif
D2a       :  Pengembangan indutri, transportasi, rumah tangga dan kegiatan
                       lainnya di dalam negeri tidak berjalan mulus.
c.       Dari beberapa dampak di atas, apakah dampak yang ditimbulkan sudah benar?
1)      D1a yakni dampak positif ekspor minyak bumi bagi pertumbuhan ekonomi nasional adalah pendapatan besar bagi negara. Pendapatan dari mengekspor minyak bumi merupakan sumber utama pendapatan ekspor nasional sekaligus pendapatan pemerintah.  Hal ini nampak nyata, sejak industri perminyakan Indonesia dibangkitkan kembali pada era Repelita I (periode awal 70-an lalu).  Meskipun pangsa minyak dan gas bumi dalam perekonomian nasional kemudian menurun karena perkembangan industri manufaktur, peranan yang besar dari ekspor bahan bakar fosil terutama minyak bumi kembali meningkat dan menjadi sangat penting, khususnya sejak Indonesia mengalami krisis ekonomi atau finansial 1997-1998 yang lalu.
2)      D1b yakni dampak positif ekspor minyak bumi bagi pertumbuhan ekonomi nasional adalah berkembangnya jumlah out put, laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi. Perekonomian akan mengalami pertumbuhan apabila jumlah total output produksi barang dan penyediaan jasa tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya, atau jumlah total alokasi output tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Jumlah out put suatu negara akan bertambah bilamana terdapat aktivitas perekonomian baik nasional maupun internasional, salah satunya dengan mengadakan ekspor ke luar negeri. Pada saat ekspor telah diadakan maka secara tidak langsung pertumbuhan ekonomi negara pengekspor tersebut akan meningkat sesuai dengan besarnya nilai ekspor yang dikirim. Sehingga pada saat pertumbuhan ekonomi nasional naik, maka negara pengekspor tersebut dapat berkonsentrasi pada pembangunan ekonomi.akni dampak
3)     
16
 
D2a yakni dampak negatif ekspor minyak bumi bagi pertumbuhan ekonomi nasional adalah pengembangan indutri, transportasi, rumah tangga dan kegiatan lainnya di dalam negeri tidak berjalan mulus. Ini dikarenakan, negara seperti Indonesia sangatlah dilematis melihat kondisi kekinian dalam negeri. Dimana pada saat pemerintah ingin mengekspor minyak bumi ke negara-negara lain, terdapat permasalahn yang sampai saat ini belum terselesaikan yakni terjadinya krisis minyak bumi di negara sendiri. Sisi lain pemerintah ingin menjual minyak bumi mereka ke negara-negara maju dengan keuntungan yang besar yang dapat memperbaiki perekonomian, akan tetapi di sisi lainnya, rakyat Indonesia kesulitan mengembangkan sektor Industri, rumah tangga, penggerak transportasi kendaran dan lain-lainya, disebabkan karena kurangnya minyak bumi sebagai bahan bakar. 
d.      Dari beberapa dampak yang dipaparkan di atas semuanya memang benar, akan tetapi pemerintah harus memilih langkah apa yang mereka ambil sehingga dengan langkah itu dapat meningkatkan perekonomian Nasional. Apakah harus mengekspor minyak bumi ataukah tidak, semua ada konsekuensinya. Bila pemerintah mengekspor minyak bumi, dalam segi perekonomian tentunya pendapatan besar bagi negara ada, penaikan out put ada, laju perekonoman semakin kencang, dan pembangunan ekonomi semakin berkembang. Akan tetapi, dalam ekspor minyak bumi terdapat hal negatif yang dapat menurunkan pendapatan dalam negeri. Banyak dari perusahaan industri dan rumah tangga tidak memproduksi barang dikarenakan tidak adanya bahan bakar minyak bumi yang dapat menggerakan mesinnya. Bukan hanya itu, karena kurangnya bahan bakar minyak bumi proses distribusi barang dengan menggunakan sarana transportasi darat, laut dan udara sangat terganggu. Sehingga pengirimannya tidak berjalan baik
e.      
17
 
Indonesia sangatlah menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, dimana kekuasaan ada di tangan rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Jadi dalam hal ini rakyat menjadi bagian terpenting dalam negara tersebut. Bila melihat dampak ekspor minyak bumi bagi pertumbuhan ekonomi Nasional, penulis melihat pemerintah lebih menitik beratkan pada penjualan minyak bumi ke negara lain dengan melihat apakah persediaan minyak bumi dalam negeri sudah cukup atau belum. Sehingga dalam pengadaan energi minyak bumi ini pemerintah harus mengadakan dua pesanan minyak bumi, yakni untuk ekspor dan untuk pemakaian dalam negeri. Melihat hal tersebut, rakyat sangat was-was akan persediaan BBM yang semakin menipis. Apalagi pemerintah mengadakan subsidi BBM, dimana subsidi ini menggunakan kas negara untuk membayarkan setengah harga BBM yang dibeli oleh rakyat. Yang mengakibatkan rakyat berebutan, penimbunan BBM pun tak terhindarkan, kerugian negara yang begitu besar, peminjaman uang ke bank dunia dan masih banyak lagi.
f.      
18
 
Solusi yang dapat penulis tawarkan:
Sebelumnya rakyat harus mengetahui bahwa peningkatan permintaan minyak mentah yang menonjol tahun-tahun belakangan ini datang dari negeri Cina dan Jepang.  Walaupun permintaan akan minyak bumi Indonesia dari konsumen di luar negeri terus meningkat, namun kemampuan untuk memenuhi permintaan tersebut dihambat oleh peningkatan konsumsi di dalam negeri sendiri yang terus berkembang, serta oleh kemampuan produksi yang juga menurun.  Selain mengekspor, Indonesia juga mengimpor minyak mentah, yang didatangkan selain dari kawasan Timur Tengah, juga dari Malaysia dan Vietnam.  Indonesia juga mengekspor dan mengimpor sejumlah produk-produk minyak (oil products), khususnya minyak tanah (kerosene) yang diimpor dari Singapura.
1)      Solusi Jangka Pendek
Indonesia sesungguhnya memiliki cadangan sumberdaya energi yang kaya dan bervariasi.  Cadangan terbukti (proven reserves) gas bumi maupun batubara di Tanah Air adalah lebih besar dibandingkan minyak bumi.  Di sisi yang lain, harga  dari kedua jenis bahan bakar fosil ini juga lebih murah dibandingkan minyak bumi, yang sesungguhnya lebih bernilai bila diekspor daripada dikonsumsi di dalam negeri dengan harga murah.  Mengingat ketersediaan cadangan sumberdaya energi yang cukup besar dan bervariasi tersebut, ketergantungan konsumsi energi kita yang sangat tinggi terhadap minyak bumi tak dapat dipertahankan lagi.  Kebijakan subsidi yang diberikan oleh Pemerintah untuk konsumsi BBM perlu segera diubah, digantikan dengan penetapan harga yang lebih mencerminkan nilai ekonomi dari pengusahaan BBM.
2)     
19
 
Solusi menengah
Menghadapi penurunan permintaan minyak bumi,  biaya produksi minyak bumi Indonesia yang tinggi dan cenderung meningkat merupakan penghambat untuk mendapatkan keuntungan ekspor.  Untuk diekspor, produksi minyak bumi kita yang tidak banyak tarik menarik dengan peningkatan permintaan BBM di dalam negeri yang terus meningkat.  Mengingat cadangan minyak bumi kita yang kecil (dibandingkan dengan anggota OPEC yang lain) maka keputusan produksi, ekspor atau untuk digunakan di dalam negeri (dengan harga murah seperti sekarang ini) perlu dikaji lebih dalam dan diubah untuk memberikan kemanfaatan yang lebih baik bagi Indonesia.
Perkembangan yang penting diperhatikan dalam perdagangan minyak bumi kita adalah mulai tergelincirnya status Indonesia sebagai negara pengimpor neto (net importing country) pertengahan tahun 2004 ini. Perlu dicatat bahwa dari segi perdagangan produk minyak (oil product) kita telah mengalami transisi menjadi pengimpor neto beberapa masa sebelumnya.  Ditinjau dari segi finansial, status pengimpor neto untuk produk minyak bahkan telah kita alami sejak periode krisis 1997-1998 yang lalu, dimana harga jual bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri menjadi  jauh lebih murah dibandingkan harga belinya, karena jatuhnya kurs mata uang kita.
3)     
20
 
Solusi Jangka Panjang
Kebijakan untuk memperoleh komposisi pemanfaatan energi yang optimum (energy mix policy) perlu ditetapkan, dengan target pertama mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi dan mengembangkan substitusinya.  Dalam hal ini, rencana pengembangan infrastruktur energi, seperti pengembangan jaringan transmisi dan distribusi gas bumi, serta jaringan infrastruktur batubara di dalam negeri perlu dilakukan dengan tajam dan diwujudkan pembangunannya.
Tanpa melakukan pembenahan ke dalam, yaitu upaya untuk melakukan efisiensi dan konservasi pemakaian BBM (khususnya di sektor transportasi) dan mewujudkan subtitusi BBM melalui pembangunan infrastruktur gas bumi dan batubara (termasuk pembangunan sarana/prasarana energi terbarukan), maka peluang kita untuk memperoleh pendapatan dari ekspor minyak bumi saat ini akan sangat kecil.


21
 
KESIMPULAN DAN SARAN

1.      Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, Karya Ilmiah Ini dimaksudkan untuk mengkaji dampak ekspor minyak bumi bagi pertumbuhan ekonomi Nasional. Dari hasil analisis data yang telah dilakukan baik dengan mengadopsi teori Scumpeter dan penggunaan Metode Analisis Akar Masalah (MAAMS) dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a.       Dari teori Scumpeter, sangatlah tepat bilamana motor penggerak perkembangan ekonomi adalah sebuah inovasi dan pelakunya adalah inovator. Sehingga dalam pelaksanaan ekspor pemerintah merupakan sang inovator yang kretif, inovatif serta kritis dalam melihat kondisi perekonomian dunia. Agar in come untuk kas negara dapat terisi dengan pemaksimalan ekspor minyak bumi yang ada.
b.      Ekspor minyak bumi berpengaruh signifikan pada pertumbuhan ekonomi Nasional
c.       Terdapat dampak positif dari ekspor minyak bumi bagi pertumbuhan ekonomi Nasional, yakni: pendapatan besar bagi negara, menaikkan jumlah out put, laju pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan ekonomi Nasional.
d.      Terdapat dampak negatif dari ekspor minyak bumi bagi pertumbuhan ekonomi Nasional, yakni: Pengembangan indutri, transportasi, rumah tangga dan kegiatan lainnya di dalam negeri tidak berjalan mulus. Sehingga pendapatan dalam negeri sangatlah labil.
e.       Solusi yang ada, yakni:
1)     
22
 
Kebijakan subsidi yang diberikan oleh Pemerintah untuk konsumsi BBM perlu segera diubah, digantikan dengan penetapan harga yang lebih mencerminkan nilai ekonomi dari pengusahaan BBM.
2)      Kebijakan untuk memperoleh komposisi pemanfaatan energi yang optimum (energy mix policy) perlu ditetapkan, dengan target pertama mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi dan mengembangkan substitusinya.
3)      Mengupayakan untuk melakukan efisiensi dan konservasi pemakaian BBM (khususnya di sektor transportasi) dan mewujudkan subtitusi BBM melalui pembangunan infrastruktur gas bumi dan batubara.
4)      Mengingat cadangan minyak bumi kita yang kecil (dibandingkan dengan anggota OPEC yang lain) maka keputusan produksi, ekspor atau untuk digunakan di dalam negeri (dengan harga murah seperti sekarang ini) perlu dikaji lebih dalam dan diubah untuk memberikan kemanfaatan yang lebih baik bagi Indonesia.
2.      Saran
Sebaiknya langkah yang di lakukan pemerintah dalam mengatasi dampak terburuk dari ekspor minyak bumi adalah mencoba melihat akar permasalahan yang terjadi, kemudian sikapi dengan mencari kebenarannya, dan simpulkanlah.



23
 
DAFTAR PUSTAKA

Bagus, L. (1991). Metafisika. Jakarta: Gramedia.
Bambang, 1984. Analisis Kausalitas Antara Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi Di Negara-Negara ASEAN”. Sumatra Utara: FE UNSU.
Boediono. 1985. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.
Sukirno, Sadono. 1998, Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rapar, JH. 1996. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.
Muhadjir, N. 2001. Filsafat Ilmu: Positivisme, Postpositivisme, dan Postmodernisme. Yogyakarta:  Rake Sarasin.
Hardiman, Budi, F. 1990. Kritik Ideologi: Pertautan Pengetahuan dan Kepentingan. Yogyakarta: Kanisius.
Herry-Priyono, B. 2002. Anthony Giddens: Suatu Pengantar. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Harsono P, A. 2002. Menjadi Insan Akademik Seutuhnya. Jakarta: Makalah untuk bahan Buku Panduan  Mahasiswa Baru (MABA) UI
Hayon, Y, P. 2005. Logika, Prinsip-Prinsip   Bernalar  Tepat, Lurus, dan Teratur. Jakarta: ISTN.
Todaro, Michael, P. dan Stephen C. Smith (2003), Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Todaro, Michael, P. 1997, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, jilid 1, Edisi Keenam. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.           
Kuznetsm Simon. 1971, Basic Econometrics, Mc Graw Hill, USA.
List. 1840. The Kyoto Protocol, a guide and assessment.  London:  Royal Institute of International Affairs
24
 
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS


NAMA PENULIS                    : Muhammad Fadhly Ali
Tempat & Tanggal Lahir            : Makassar, 22 Februari 1991
Nama Perguruan Tinggi             : Universitas Hasanuddin
Nama Fakultas, Jurusan             : FISIP, Ilmu komunikasi
NIM                                           : E31110267
Domisili                                      : Komp. Puri Taman Sari Blok B2/15B
Alamat Email                             : andi_nosel06@yahoo.com
FB                                              : Fadhly Muhammad
Twitter                                       : @FadhlyMuhammad
Blog                                           : http://pangerankarya.blogspot.com
Telepon                                      : (0411) 457-834
Ponsel                                         : 085656284832/085239653538
Nomor Rekening                        : 0117948341 atas nama Nur Fadillah Ali
 
















NAMA PATNER                    : Muhammad Akram
Tempat & Tanggal Lahir            : Makassar,
Nama Perguruan Tinggi             : Universitas Hasanuddin
Nama Fakultas, Jurusan             : FISIP, Ilmu komunikasi
NIM                                           : E31110108
Domisili                                      : Komp. Perumahan Dosen Makassar
Alamat Email                             : akramneutron@yahoo.com  
FB                                              : Akram Neutron
Twitter                                       : -
Blog                                           : Akramneutron.blogspot.com
Telepon                                      : -
Ponsel                                         : 085246097267

Berapa yang Melihat Web ini

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost