5.06.2012

Jelaskan Pengertian Filsafat


Menurut DR. Suryo Editono dalam bukunya Filsafat Sosial (2007: 2) mengemukakan bahwa:
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philosophia, philein yang berarti bijaksana dan philos  berarti teman. Selain itu untuk Sophos berarti bijaksana dan Shophia  berarti kebijaksanaan. Jadi arti filsafat dari segi etimologi adalah teman kebijaksanaan (kebijaksanaan dimaksudkan sebagai benda). Dalam segi suatu sikap, filsafat adalah sikap terhadap alam kehidupan dan alam semesta. Di mana problem-problem ditinjau secara luas, tenang, dan mendalam.

Selain itu, dari akses web (http://pakguruonline.pendidikan.net /buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_11.html) pada hari sabtu 19 Februari 2011jam 22.15 berpandangan bahwa:
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.

Dari pengertian di atas, dapat kami simpulkan bahwa pengertian dari filsafat adalah suatu pandangan yang bijak, yang melihat suatu masalah secara meluas, menyeluruh, tenang, dan mendalam dengan berbagai hubungan.

Jelaskan Pengertian Objek Material dan Formal Filsafat?
            Menurut DR. Suryo Editono dalam bukunya Filsafat Sosial (2007: 4) mengemukakan bahwa:
Objek Material adalah suatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran, sesuatu yang diselidiki, atau sesuatu yang dipelajari. Sedangkan objek formal adalah cara memandang atau meninjau yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap objek materialnya, serta prinsip-prinsip yang digunakannya.

Sedangkan dalam web (http://cahyaulumuddin.multiply.com/ journal/item/19) tanggal 19 Februari 2011 jam 22.18 mengemukakan bahwa:
Yang disebut obyek material adalah sasaran material suatu penyelidikan, pemikiran atau penelitian ilmu. obyek material dimaknai dengan suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan. Obyek material juga berarti hal yang diselidiki, dipandang atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Sedangkan Obyek formal adalah pendekatan-pendekatan secara cermat dan bertahap menurut segi-segi yang dimiliki obyek materi dan menurut kemampuan seseorang. Obyek formal diartikan juga sebagai sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut pandang darimana obyek material itu disorot.

Dapat kami simpulkan bahwa, obyek material merupakan suatu sasaran atau bahan yang menjadi tinjauan penelitian. Sedangkan obyek formal merupakan suatu sudut pandang atau pendekatan-pendekatan secara cermat dan tepat yang berlandaskan pada obyek material dan kemampuan seseorang.

Jelaskan Ciri-Ciri Berpikir Kefilsafatan?
Dalam memahami suatu permasalahan, ada perbedaan tentang karakteristik dalam berfikir antara filsafat dengan ilmu-ilmu lain. Mudhofir dalam Muntasyir&Munir (2002: 4-5) mengatakan bahwa ciri-ciri berfikir kefilsafatan sebagai berikut:
Cirri-ciri berfikir kefilsafatan yaitu: 1) Radikal, artinya berpikir sampai ke akar-akarnya, hingga sampai pada hakikat atau substansi yang dipikirkan. 2) Universal, artinya pemikiran filsafat menyangkut pengalaman umum manusia. Kekhususan berpikir kefilsafatan menurut Jespers terletak pada aspek keumumannya. 3) Konseptual, artinya merupakan hasil generalisasi dan abstraksi pengalaman manusia. Misalnya: Apakah Kebebasan itu; 4) Koheren atau konsisten (runtut). Koheren artinya sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir logis. Konsisten artinya tidak mengandung kontradiksi. 5) Sistematik, artinya pendapat yang merupakan uraian kefilsafatan itu harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung adanya maksud atau tujuan tertentu. 6) Komprehensif, artinya mencakup atau menyeluruh. Berpikir secara kefilsafatan merupakan usaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan. 7) Bebas, artinya sampai batas-batas yang luas, pemikiran filsafati boleh dikatakan merupakan hasil pemikiran yang bebas, yakni bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural, bahkan relijius. 8) Bertanggungjawab, artinya seseorang yang berfilsafat adalah orang-orang yang berpikir sekaligus bertanggungjawab terhadap hasil pemikirannya, paling tidak terhadap hati nuraninya sendiri.